Rasa Malas dan Cara Mengatasinya

https://ussaha.wordpress.com/Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dll. Jika keluarga besar dari rasa malas ini mudah sekali muncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita akan jauh menurun. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai
sesuatu yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan.
Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakit mental? Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas tidak jelas tidak akan pernah maju.

Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa malas jenis yang satu ini relatif lebih bisa ditanggulangi. Nah, bagaimana cara mengatasinya? Berikut kiat-kiatnya:

1. Membuat Tujuan
Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskan resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup.

Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan.

Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya. Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang Lebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan, dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh komitmen; “pada ulang tahun yang ke …. saya sudah harus menyelesaikan buku yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, mencapai gelar S-3, memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”

2. Mengasah Kemampuan
Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu sekali mengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambil itu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Contoh; jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuan presentasi.

Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaran akan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat.

Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi. Sayang sekali.

3. Pergaulan Dinamis
Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang. Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas dan pesimistik.

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self- motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

4. Disiplin Diri
Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia, yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan mendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut.

Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.

Sumber: Rasa Malas dan Cara Mengatasinya oleh Edy Zaqeus. Edy Zaqeus telah menelorkan buku “Kontekstualisasi Ajaran I Ching” (Grasindo, 2004), dan dua buku lainnya yaitu “Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah” (Gradien, 2004), dan “Resep Cespleng Berwirausaha” (Gradien, 2004).

21 Faktor Penyebab Kegagalan Hidup

Faktor Kegagalan HidupUntuk memberi perspektif, di bawah ini saya sampaikan 21 faktor yang biasa menyebabkan kegagalan. Jika semua, atau bahkan satu pun hal itu ada dalam kehidupan anda, lebih baik bila anda sesegera mungkin melenyapkannya:

1. Hidup tanpa mengarah kepada tujuan tertentu yang terfokus dan

berharga sehingga tidak tabu hendak mencapai. apa dan bagaimana.

2. Pendidikan (formal maupun informal) yang minim sehingga

mengurangi kemampuan berpikir panjang dan sistematis.

3. Kurang disiplin diri sehingga mempunyai kebiasaan yang tidak

produktif.

4. Kurang ambisi untuk menjadi lebih baik dan lebih sukses sehingga

tidak mempunyai fighting spirit yang memadai untuk menjadi

pemenang.

5. Kesehatan yang buruk akibat pikiran negatif dan diet yang buruk.

6. Pengaruh masa kecil yang buruk sehingga menjadi karakter yang

juga buruk serta agak sukar diubah.

7. Kurang persistensi sehingga mudah menyerah dan berhenti berusaha

sekalipun belum mendapat apa-apa.

8. Negative mental attitude yang beraneka ragam seperti pemalas,

pencemooh, dan Iain-lain.

9. Tidak bisa mengontrol emosi sehingga terkesan labil, dan kurang

bisa dipercaya.

10. Hasrat mendapatkan sesuatu tanpa kesediaan untuk mengorbankan

sesuatu, sehingga terkesan malas, egois, merugikan orang lain

dan tidak enak diajak bergaul.

11. Tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tegas sekalipun

semua fakta yang perlu telah tersedia, sehingga banyak kesempatan

emas hilang dan bahkan mengubah peluang menjadi kendala.

12. Mempunyai satu atau lebih dari ketakutan dasar secara berlebihan

seperti: kemiskinan, kritikan, sakit/penyakit, kehilangan cinta,

menjadi tua, kehilangan kemerdekaan, kematian, sehingga prilakunya

terkesan tidak realistis, kekanak-kanakan dan aneh.

13. Salah memilih pasangan hidup, sehingga pasangan menjadi penghambat yang mengecilkan hati dan/atau membuyarkan sasaran

hidup.

14. Terlalu berhati-hati sehingga terkesan bertele-tele, paranoid, dan

berjiwa kerdil.

15. Terlalu tidak berhati-hati atau ceroboh sehingga sering membuat

keputusan atau tindakan yang menimbulkan penyesalan di kemudian

hari karena keliru dan/atau bodoh.

16. Salah memilih bidang usaha atau pekerjaan sehingga tidak bisa

memanfaatkan bakat, pengalaman serta entusiasme secara optimal.

17. Tidak bisa mengelola waktu dan uang sehingga banyak kesempatan

emas tidak tergarap dan atau tidak terdanai.

18. Tidak setia dan suka berkhianat, yang mengakibatkan hilangnya

kepercayaan orang lain, serta kepercayaan diri sendiri.

19. Kekurangan visi dan imajinasi yang menyebabkan orang tidak bisa

membayangkan hendak menuju ke mana dan hendak mencapai

apa dalam hidup, sehingga tidak melakukan dan mencapai yang

terbaik.

20. Sifat egois dan banyak lagak yang menjadikan kepribadian yang

tidak menyenangkan orang lain serta merugikan diri sendiri, sehingga

menutup peluang untuk mendapat masukan dan bantuan

dari luar untuk perbaikan diri.

21. Tidak bersedia bekerja lebih keras dan/atau memberi lebih banyak

dari rata-rata, yang merupakan tabiat yang biasa ditunjukkan

oleh orang kerdil atau kaum marginal—yakni orang kebanyakan

yang biasa hidup ala kadarnya, karena tidak mau memberi lebih

banyak agar bisa mendapat lebih banyak.

Tips Cara Menghilangkan Stres /Depresi Menghadapi Masalah Hidup

depresi

1. Lari Sejenak / Sementara Dari Problema Yang Ada

Jika sedang stres maka kita harus melakukan berbagai upaya untuk membuat kita lupa atas masalah yang mendera agar kita bisa punya kondisi akal yang jernih untuk membereskan masalah tersebut..

Cukup lakukan hal-hal yang dapat membuat kita sibuk dan butuh banyak mikir seperti main bola, main ps winning eleven di rental ps2 sama teman, nyanyi di karaoke keluarga sama teman, ngerumpi, nyapuin jalanan, jalan kaki yang jauh dalam tempo singkat, curhat, main badminton, dan lain sebagainya. Kalau sudah capek fisik sebaiknya istirahat tidur yang cukup.

Yang penting kita harus bisa mengembalikan konsentrasi kita dengan baik dan menganggap persoalan yang kita hadapi mudah untuk diselesaikan. Setiap ada kemauan pasti ada jalan. Masalah hidup hanya ujian hidup dari Tuhan yang memiliki banyak jalan keluar untuk membereskannya.

2. Melakukan Investigasi Atas Masalah Yang Ada

Setelah pikiran kita bebas dari persoalan yang menyita konsentrasi, maka kita bisa mulai melangkah ke tahap berikutnya yaitu menjabarkan permasalahan yang ada dan jalan keluar yang mungkin dilakukan untuk mengatasinya. Tulis garis besar masalah yang kita hadapi saat ini yang menyita perhatian kita seperti masalah cinta, bisnis sampingan, kantor, keluarga, kuliah/sekolah, teman, keuangan, dan sebagainya. Usahakan ambil beberapa point yang paling penting saja yang sangat mengganggu, misal seperti cinta, kuliah, keluarga dan bisnis.

Nah dari empat masalah itu kita rinci kondisi tiap masalah yang ada secara mendetil Ketika semua masalah-masalah genting yang mesti diselesaikan sudah tertulis di selembar kertas kemudian kita coba cari cara mengatasinya tiap submasalah yang ada. Lakukan langkah ini ke semua sub-masalah dan berikan solusi minimal satu dan kalau bisa ada banyak solusi, lalu pilih satu yang terbaik dan mudah dilakukan.

Setelah semua terjabarkan mulai dari masalah sampai jalan keluar maka kita tuliskan apa-apa yang harus kita lakukan secara menyeluruh gabungan dari semua masalah..

3. Membereskan Masalah Yang Ada Dengan Cara Yang Baik

Dari daftar solusi hidup yang telah dibuat sebelumnya, kita pilih beberapa yang mudah dilakukan terlebih dahulu dan lakukanlah. Sering-seringlah melakukan evaluasi hasil pencapaian karena mungkin akan ada penyempurnaan, perubahan atau penambahan. Coretlah masalah yang telah terselesaikan dengan baik dan tambahkan jika ada masalah lain yang perlu diselesaikan. Dengan begitu hidup kita akan jadi lebih terarah dan diharapkan dalam jangka panjang masalah anda sudah sebagian besar teratasi. Dengan begitu kita pelan-perlahan kita bisa belajar manajemen masalah hidup kita sendiri.